Penyakit
epilepsi mungkin tidak asing di telinga kita. Kata “epilepsi” sendiri
sebenarnya merupakan istilah umum yang berarti “kecenderungan untuk kejang”. Sering kita sebut dengan sebutan ayan.
Di dalam
otak kita terdapat neuron atau sel-sel saraf. Sel saraf merupakan bagian dari
sistem saraf yang berfungsi sebagai pengatur kesadaran, kemampuan berpikir,
gerak tubuh, dan sistem panca indera kita. Tiap sel saraf saling berkomunikasi
dengan menggunakan impuls listrik. Kejang terjadi ketika impuls listrik
tersebut mengalami gangguan sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh
yang tidak terkendali.
Kejang
memang menjadi gejala utama penyakit epilepsi, namun belum
tentu orang yang mengalami kejang mengidap kondisi ini. Dalam dunia medis,
seseorang didiagnosis dengan epilepsi setelah mengalami kejang sebanyak
beberapa kali. Tingkat keparahan kejang pada tiap penderita epilepsi
berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik dan ada juga yang
hingga beberapa menit. Ada yang hanya mengalami kejang pada sebagian tubuhnya
dan ada juga yang mengalami kejang total hingga menyebabkan kehilangan
kesadaran.
Penyebab epilepsi
Epilepsi
dapat mulai diderita seseorang pada usia kapan saja, meski umumnya kondisi ini
terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan temuan penyebabnya, epilepsi dibagi menjadi tiga,
yaitu epilepsi simptomatik, kriptogenik, dan idiopatik.
Pada
epilepsi simptomatik, umumnya kejang-kejang diakibatkan oleh adanya gangguan
atau kerusakan pada otak. Bertolak belakang dengan simptomatik, penyebab kejang
pada epilepsi idiopatik sama sekali tidak ditemukan. Sedangkan pada epilepsi
kriptogenik, meski tidak ditemukannya bukti kerusakan struktur pada otak, namun
gangguan belajar yang diderita menunjukkan adanya kerusakan.
Pengobatan serta komplikasi epilepsi
Hingga kini
memang belum ada obat atau metode yang mampu menyembuhkan kondisi ini secara
total. Meski begitu, obat anti epilepsi atau OAE mampu mencegah terjadinya
kejang, sehingga penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara normal
dengan mudah dan aman.
Selain obat-obatan penanganan epilepsi juga perlu
ditunjang dengan pola hidup yang sehat, seperti olahraga secara teratur, tidak
minum alkohol secara berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang mengandung gizi
seimbang.
Alasan
kenapa kejang-kejang pada penderita epilepsi perlu ditangani dengan tepat
adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi dan situasi yang dapat membahayakan
nyawa penderitanya. Contohnya adalah terjatuh, tenggelam, atau mengalami
kecelakaan saat berkendaraan akibat kejang.
Dalam kasus
yang jarang terjadi, epilepsi dapat menimbulkan komplikasi berupa status epileptikus. Status
epileptikus terjadi ketika penderita mengalami kejang selama lebih dari lima
menit atau mengalami serangkaian kejang pendek tanpa kembali sadar di antara
kejang. Status epiliptikus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak,
bahkan kematian.
Kejang-kejang merupakan gejala utama epilepsi.
Sebelum kejang menyerang, ada sebagian penderita yang mengalami sensasi “aura”.
Aura merupakan tanda peringatan bagi penderita epilepsi mengenai akan datangnya
kejang. Lamanya aura sebelum kejang bervariasi. Ada yang hanya berlangsung
beberapa detik, dan ada juga yang hingga satu jam.
Gambaran
aura mirip seperti halusinasi. Contohnya, ada penderita yang merasakan keanehan
pada tubuh mereka, mencium aroma tertentu, atau merasa seperti sedang di alam
mimpi.
Bagaimanapun
juga, aura memberikan keuntungan tersendiri pada penderita epilepsi. Mereka
jadi bisa memiliki waktu untuk pindah ke tempat yang lebih aman atau meminta
bantuan orang-orang sekitar sebelum kejang terjadi.
Berdasarkan
kepada bagian otak yang terkena dampaknya, kejang epilepsi dikelompokkan
menjadi dua, yaitu kejang parsial atau focal dan kejang umum.
artikelnya sangat bermanfaat
ReplyDeleteobat herbal tukak lambung kronis