Kutatap lama bocah-bocah di tanah lapang
Kegembiraan mereka yang lepas mengusik sanubari
Menyadari kedewasaan telah menjadi bagian diri kini
Kedewasaan yang mengharuskan hidup dalam kepura-puraan
Dalam aturan-aturan yang membuat perut mual
Dalam panji-panji yang semuanya bernoda merah
Kegembiraan mereka yang lepas mengusik sanubari
Menyadari kedewasaan telah menjadi bagian diri kini
Kedewasaan yang mengharuskan hidup dalam kepura-puraan
Dalam aturan-aturan yang membuat perut mual
Dalam panji-panji yang semuanya bernoda merah
Aku
termenung berkhayal
Andai semua orang seperti mereka
Suci bagai lembaran putih
Polos tanpa beban dan permusuhan
Alangkah indahnya hidup dalam perdamaian
Andai semua orang seperti mereka
Suci bagai lembaran putih
Polos tanpa beban dan permusuhan
Alangkah indahnya hidup dalam perdamaian
Tetapi
setiap detik dari detak waktu
Adalah sengketa dan ambisi kuasa
Dimana-mana perselisihan
Polusi kekerasan
Adalah sengketa dan ambisi kuasa
Dimana-mana perselisihan
Polusi kekerasan
Lalu
bagaimana jiwa-jiwa mereka menatap negri?
Semakin keroposkah termakan roda kemajuan?
Semakin keroposkah termakan roda kemajuan?
Senyumku
mengembang menatap bocah-bocah itu
Mereka bagaikan sebuah memori
Masih ada harapan terpercik
Bahwa memori itu akan terisikan oleh
Nilai-nilai etika dan moral
Nilai kemanusiaan
Mereka bagaikan sebuah memori
Masih ada harapan terpercik
Bahwa memori itu akan terisikan oleh
Nilai-nilai etika dan moral
Nilai kemanusiaan
No comments:
Post a Comment