Bertemu Sang Idola
oleh : Dwi Fatima
Aku,
seorang gadis kecil yang mencari tentang jati diriku. Kutemukan jati diriku
mengenai hobiku selama ini. Tanpaku sadari aku melihat tumpukan buku-buku yang
ada di kamarku terselip selembar Koran. Ku ambil begitu saja, aku menemukan berita
yang begitu menarik tanpaku sadari ternyata berita mengenai hobi bulu
tangkisku. Ku amati dan ku baca-baca, akan menemukan idola kesayanganku. Dari
situlah aku mulai mengkoleksi foto-foto serta berita mengenai idolaku itu. Aku
mulai rajin mengoleksi foto dan kumpulan beritanya. Aku pun menjadi lebih
tertarik dan ingin selalu menemukan kabar terbaru mengenai diri idola bulu
tangkis kesayangku. Dan ternyata dalam berita-berita yang aku kumpulkan
terselip akan ada Event Axiata Cup.
Aku
bergegas berajak dari tempat tidurku. Tak lupa kalender di kamar tidurku
pun kulingkari untuk mengingatkan adanya event itu. Aku ingin sekali
menonton pertandingan secara langsung,
tapi entah diizinkan atau tidak oleh orang tuaku. Setiap hari aku selalu
memikirkan. Apakah aku nanti diizinkan atau tidak oleh orang tua ku. Hari-hari
pun mulai terlewati, tepat Event Axiata Cup sudah dimulai, tapi aku masih belum
mendapat izin dari orang tua. Orang tua ku yang melarang untuk menonton event
itu . Tapi, kata ibuku karena faktor umurku yang belum cukup untuk
menonton event seperti itu. Ibuku selalu mengingatkan aku untuk tidak menonton
event tersebut.
Disetiap
detik aku selalu berfikir. Apakah aku nanti mendapat izin dari orang tua ku?
apakah nanti aku dapat bertemu idolaku? Apakah tahun depan ada kesempatan
ini lagi? Aku selalu memikirkan kata-kata itu. Karena event itu adalah
kesempatanku untuk menyalurkan hobiku sebagai pecinta bulu tangkis. Bertemu,
mendapat tanda tangan, foto bareng sama idola adalah salah satu impianku dari
kelas 5. Apa karena tidak dapat izin dari orang tuaku, impianku bertemu sang
idola pun kandas begitu saja. Pada saat itu orang tua ku selalu membujukku
untuk tidak menonton event tersebut dengan mengajak aku rekreasi bersama
keluarga. Fikiranku tentang axiata cup pun hilang begitu saja karena aku sangat
bahagia mungkin karena sudah lama aku dan keluarga ku tidak berlibur
bersama. Setelah berlibur aku pun mulai mengaktifkan ponsel, lagi lagi aku
melihat sosok seorang idolaku, dan aku teringat kembali akan sosok seseorang
itu, aku pun teringat kembali Event Axiata cup. Aku termenung dan tanpa sengaja
aku menulis di memo hapeku yang berisi “akankah impianku bertemu idolaku kandas
begitu saja hanya karena faktor orang tua ku yang tak memberiku izin untuk menonton
? “
Ketika
itu aku terlelap karena kecapekan setelah menumpuh perjalanan yang begitu lama.
Dengan tidak sengaja ibuku membaca memo di ponsel ku, Beliau pun membaca semua
isi memoku yang lupa belum aku simpan difolderku. Tak lama kemudian aku dan keluargaku
sampai di rumah. Karena aku sudah capek dan ingin segera sampai di tempat tidur untuk
istirahat . Entah apa yang dibicarakan oleh ibu dan ayahku karena waktu itu aku
pun tak sadar. Keesok harinya, aku persiapan untuk berangkat sekolah, tiba-tiba
ibu datang menghampiriku, aku
pun sempat kebingungan dengan sikap ibuku yang aneh, kemudian ibu bertanya
padaku “kamu pingin banget ya nonton bulu tangkis” aku pun spontan menjawab “
aku ingin banget buk,
aku pingin nonton bulutangkis bareng teman – teman pecinta bulu tangkis, tapi
itu gak bisa-bisa terpenuhi, ibuk sih gak ngizinin”
Sesaat
juga ibu termenung, entah apa yang sedang beliau pikirkan. Setelah itu ibu
bilang kepadaku “ibu sama ayah ngasih izin tapi kamu nontonnya bareng ayah ya?”,
akupun termenung sesaat, apakah aku bisa bebas teriak jika nonton bareng ayah?
tiba-tiba aku punya ide untuk nonton bareng teman-teman PMR ku . Aku pun
menolak tawaran ibuku, tapi aku memohon kepada ibuku agar aku dapat izin nonton
bareng temen-temen ku. Akihrnya ibuku memberi izin , dan temen-temenku
bersedia menemaniku untuk nonton event itu.
Keesok
hari nya pun kami berangkat untuk menonton bulu tangkis setelah sepulang
sekolah. Kami naik bemo berwarna kuning untuk ke DBL Arena . kami pun sampai di
DBL Arena dengan senang hati
, kami pun langsung berfoto bersama di depan DBL .kemudian kami masuk kedalam
DBL arena untuk membeli tiket, tak lama kemudian datang lah seorang Meliana
Jauhari datang dengan memakai jersey merah yang melambangkan tim Indonesia, aku
pun ingin foto bareng tapi hatiku ragu dengan dia. Apakah dia benar sosok
Meliana? tapi kok pakai sendal dan membawa makanan. Kemudian dia pun masuk ke
sebuah ruangan.
Aku pun semakin penasaran dengan sosok orang tersebut, kemudian ku ambil ponsel
ku untuk bertanya kepada temanku, ternyata sosok dia itu adalah Meliana Jauhari
yang biasanya aku lihat dia di layar televisi . hatiku pun tak sabar untuk
masuk kedalam stadion untuk melihat pahlawan–pahlawan yang membela negara.
Di
tangan kanan ku pun sudah membawa sekertas
tiket , setelah itu kami pun masuk kedalam stadion dengan terburu-buru. Waktu
itu stadion dalam keadaan gelap hanya lapangan saja yang terang karena dipakai
atlet untuk berlatih. Tak sengaja seorang Simon Santoso sedang berlatih dengan
sang pelatih. Mungkin karena sangat bahagianya aku , dengan tidak sengaja aku
pun teriak dengan kencang “Simon...........!!!” seakan suara ku terdengar se stadion karena waktu
itu masih sepi , tak lama kemudian simon memberi senyuman dengan melihat aku ,
betapa senangnya hatiku mendapat senyuman seorang Simon Santoso yang biasanya sering
nongol di layar televisi. Kemudian aku mencari tempat duduk paling depan dekat
dengan lapangan agar aku bisa
melihat atlet-atlet bulu tangkis dengan jelas.
Jarum
jam pun menunjukkan pukul 13.00 , bertanda bahwa pertandingan antara Malaysia
dengan Indonesia sudah di mulai. Pandangan ku pun selalu mengarah ke tempat
duduk atlet tepat dibawah sebelah kanan ku, kulihat terdapat 2 kursi atlet yang
kosong, ternyata tempat itu adalah tempat idolaku yaitu Liliyana Natsir dan
pasangan nya yaitu Tontowi Ahmad. Pertandingan pun sudah dimulai yaitu antara
Linda Weni dan Yip Pui Yin tapi sosok idolaku belum juga ada. Kemudian
kutanyakan kepada tetangga sebelah tempat duduk ku “mana butet? kok gak nongol-nongol?”
Butet adalah panggilan khas Liliyana Natsir dari pelatih Pelatnas Cipayung.
Kemudian teman sebelah ku pun menjawab “ kayaknya butet kagak main hari ini?”
“hah? Gak main? Yang benar?”sahutku kepada teman sebelahku.Meskipun aku tidak
bertemu idolaku, tapi aku tetap senang karena aku masih bisa melihat
atlet-atlet lainnya.
Tak
lama kemudian ponselku pun bergetar, bertanda terdapat sms yang masuk ternyata
sms dari ibuku untuk menyuruhku pulang. Kami pun langsung pulang, tapi hatiku
seakan gak rela ninggalin DBL Arena. Entah apa yang membuat aku gak rela
padahal idolaku hari ini tidak main. Akhirnya aku sampai dirumah dengan membawa
oleh-oleh 2balon tepuk dan seikat tali kepala yang ada tulisannya “INDONESIA”.
Kemudian aku menceritakan semua nya ke ibuku, dengan nada manja aku meminta
izin kepada ibuku untuk menonton kembali keesok harinya. Ternyata tetangga rumahku juga mau nonton
bulu tangkis tapi dia nonton bareng teman sekelasnya. Akhirnya aku mendapat
izin dari ibuku untuk menonton kembali.
Bel
sekolah pun berbunyi bertanda berakhirnya kegiatan sekolah. Setelah itu aku bergegas
untuk pulang karena aku tak sabar menonton kembali dan bertemu sang idola.
Dengan tidak sengaja teman-teman ku pecinta bulu tangkis yang aku kenal di
dunia maya pun hari ini ikut nonton. Semua itu membuat aku tak sabar untuk
berangkat. Sedangkan teman-temanku sudah sampai di DBL. Sesampai di DBL aku pun
disambut oleh teman-teman pecinta bulu tangkis dan mendapat pelukan satu
persatu dari mereka. Entah apa yang membuat mataku berkaca-kaca ketika memeluk
mereka, mungkin karena aku dan mereka biasanya hanya bisa melihat foto di
dunia maya dan sekarang bisa melihat wajah dengan nyata. Kemudian kami pun
bergegas membeli tiket , di dalam DBL Arena terdapat permainan yang
berhubungan dengan bulu tangkis, aku mengikuti tantangan itu aku pun
mendapatkan karcis untuk memberi cat pada pipiku dengan bendera merah putih.
Terlihat
ada dua bendera merah putih di sebelah kanan dan kiri pipiku. Kemudian aku nunggu
di tempat keluar masuk atlet. Tak lama kemudian datang lah sebuah bison yang
mengantarkan rombongan atlet Indonesia.aku pun bergegas mengeluarkan kameraku
untuk foto bareng atlet-atlet Indonesia. Tapi sayang sekali aku tidak bisa foto
bareng karena aku terdapat dibarisan paling belakang. Aku pun tanpa sengaja
membuka pintu, entah pintu kemana itu kemudian tiba-tiba seorang M.Ahsan lewat
dengan istrinya, aku gak mau membuang kesempatan akupun langsung minta izin ke
Ahsan untuk meminta foto, ia pun dengan senang hati menjawab “IYA”. Kemudian
kukasihkan kameraku ke temanku untuk memfoto.
Jarum
jam menunjukkan pukul 13.00, pertandingan pun sudah dimulai. Lagi-lagi aku
mendapat tempat duduk seperti kemarin. Aku masuk stadion dengan
mencari-cari mana idolaku . ternyata idolaku ada duduk di depan sendiri tempat
atlet. Aku pun teriak “BUTET......!”ia dan mamanya pun mencari pusat suara itu,
dengan spontan aku pun teriak lagi akhirnya butet melihat aku dan melambaikan
tangan.
Setelah
pertandingan selesai, aku pun bergegas untuk menunggu idolaku di tempat keluar
masuk atlet. Dengan sabar aku selalu menunggu sang idola, tak lama kemudian
sosok Liliyana Natsir pun lewat didepan ku, seharusnya aku mendapat foto bareng
sama dia, tapi gak papa aku sudah dapat ttd dan lambaiaan tangan nya senang. Karena tidak
hanya aku yang mengidolakan dia. Aku pun pulang dengan senang hati.
Jerih
payahku selama ini tak sia-sia. Keinginan aku mengenai hobiku untuk bertemu
sang idola pun tercapai. Walau dalam penantian yang cukup lama. Kenangan itu
pun tak lupa sampai disitu. Kumpulan berita dan foto-fotonya pun masih
tersimpan manis. Sampai kapan pun aku akan tetap mengenang masa ini. Dan aku
akan tetap mencari berita-berita terbaru tentang idolaku. Bulu tangkis adalah
hobiku bukan hanya sekedar cinta idola ku, tapi aku tetap ingin menjadi sosok
sepertinya. Perjuangan orang tua ku begitu berharga bagiku walau penuh
perjuangan yang panjang untuk menyakinkan.
No comments:
Post a Comment