Tetanggaku
Idolaku
Maya masih
menyandarkan tubuhnya pada sebuah dinding putih. Seperti biasanya ia selalu
menghiasi hari sore dengan seulas senyum manis penghias wajah Indo-Turki itu.
Tiba-tiba, “hai” sebuah sapaan membuyarkan gambaran awan dalam benaknya . “hai
kamu, ayo masuk”
Bruk
!!!! “apa itu” dengan iringan langkah , oliv mendekati sumber suara itu
dan......... “wow!!! Maya-maya sini!! Namun langkah gontai lah yang
mengiringinya menuju Oliv “apa sih?” seraya menunjukkan katanya ia berkata “He
maya, kira nya da tetanggaku Idolaku” Maya acuh tak acuh dan degan santai ia
berkata “oh”.
Oliv
masih tersenyum dan terngiang akan wajah Alex, tetangga baru, Ia membuat bising
suasana dapur dengan ocehan-ocehan tentang Alex. Dan ...... ia pun tidak
menyadari bahwa Maya acuh kepadanya . Ya!!! Maya memang tidak layaknya Oliv. Ia
tidak terobsesi denganhal seperti itu.
“haloo!!
Eh maya kita jadi keluarkan? Emm yuk” bertubi-tubi ocehan itu dan Maya hanya
menjawab ‘terserah” namun Oliv tetap bersemangat “oke kita nongkrong di depan
rumahmu dan mengharap tetangga itu lewat, hahahaha” “Boleh” . tak lama
kemudian...... “permisi, maaf saya boleh gabung dengan kalian”. “iya
boleh-boleh” sahut Oliv dengan girangnya. Mungkin boleh dibilang malam ini
adalah Malam terindah Oliv. Selain bintang-bintang, ada satu bintang yang lebih
cerah dan itu di hadapannya. Oliv menganggap keramahan Alex adalah lukisan
hatinya pada oliv, padahal pandangan Alex selalu tertuju pada Maya yang hanya
senyum simpul menanggapi pandangan Alex. Udara dingin pun semakin terasa, Oliv
memutuskan kembali kerumahnya berbeda dengan Maya dan Alex yang ingin tetap
menghabiskan malam keakraban hubungan. “kamu cantik” sepatah kata itu memecahka
keheningan diantara keduanya, seolah mengerti pikiran Alex. Maya berkata “oliv
naksir sama kamu tuh” “hehe emang aku kan pangeran, jai tidak heran setiap
wanita terpukau oleh pesonaku” kata Alex dengan nada bersahabat. “hehe, pantas
Oliv menyukaimu” tapi aku terpukau pada wanita yang di dekatku, ingin rasanya
dia dekat aku selamanya” Kata alex sembari menyuguhkan senyum. Malam semakin
larut mereka memutuska untuk melanjutkan perbincangan besok pagi.
Syukurlah
mentari masih menyinari alam ini, Oliv bengkit dari ranjangnya dan dengan
senangnya . ia bersiap-siap untuk menjalankan rencananya , lari pagi bersama
sang pangeran. “hai May” sapanya pada Maya. “pagi”. “emmm ohya aku telah
menyusun sejuta kata agar tetanggaku Idolaku itu menyatakan cinanya kepadaku”.
May a hanya tertegun , membayangkan perkataan Alex padanya dan tentu respon
Alex terhadap Oliv. Tiba-tiba “hai kalian”. “hai “ sapa Oliv dengan gembira
seraya menempatkan dirinya disamping Alex dan membuat Alex lebih jauh dari
Maya. Selama lari hanya ocehan Oliv yang mengiringi suasana itu. Tiba-tiba
Alex, mengapa kau baik seklai? Mengapa kau mau berteman dengan kami dan mengapa
kamilah yang menjadi tujuanmu dalam posisimu sebagai tetanggabaru ini?” alex
tau , tujuan ucapan itu adalah diri Oliv sendiri. Dan sesuai ucapan Maya ia
harus berkata “jika kau berdiri disampingku untuk waktu yang lama, apakah kau
bersedia?” langkah mereka terhenti tanpa pikir panjang dan menyadar Maya
disampingnya “selamapun, dan kapanpun kau minta” Maya hanya menarik nafas
dalam-dalam menenangkan dirinya dengan tetap memperhatikan mata Alex yang sesunguhnya
penuh cinta padanya. Namun apakah arti Alex dibandingkan Oliv yang menemaninya
sejak kecil? Rupnya langkah kaki Maya semakin Rapuh.
Maya
menghembaskan diri dan mendekap boneka lumba-lumbanya, dan melirik ponsel di
sampingnya, tak lama kemudian......
‘ bagaimana denganmu?’ Sebuah sms dari
Alex.
‘jangan khawatirkan kau sudah benar’
balaas Maya.
‘nanti sore kita ketemuan di Taman dekat
rumah’. Balas Alex.
“astaga”
. maya terkejut melihat Oliv sedang menagis. Namun mengapa alex tetap mendekapnya?
Dengan berusaha menghilangkan hal buruk
dalam pikirannya dan sejuta keberanian untuk menghampiri mereka. “maya maafkan
aku, aku tau kejadian itu begitu singkat dan Alexpun telah menceritakan semua
padaku meski ia tetangga baru namun kulihat kesungguhan pada dirinya”. Tak
kuasa menahan air mata maya memeluk oliv denga erat seraya berkata “kita
sahabat”. Alex memutuskan untuk melepaskan oliv namun ia tak mau
menjalin hubungan dahulu dengan maya karena ia tahu bahwa sahabatnya masih ia
butuhkan.
No comments:
Post a Comment