Blogroll

Selamat Datang di Blogger Palang Merah Remaja WIRA MANSDA Jln. Jenggolo No. 02 (Belakang Stadion Lama)SIDOARJO

Thursday, June 20, 2013

Hantu Bangku Kosong

          Matahari pagi berbaik hati menghangatkan hari. Adela dan Destin berjalan tergesa-gesa menemui Dinda yang kemarin mereka kunci di gudang sekolah. Setiba di depan gudang, mereka menemui pintu gudang yang terkuak lebar. Gudang kosong.
          Adela dan Destin menemui Nancy. Mereka menyangka Nancy yang membukakan pintu gudang untuk Dinda. Tetapi Nancy menjawab tidak. Ketoga gadis itu mencegat Dinda di lapangan. Mereka bertanya tentang orang yang telah membukakan pintu gudang untuk Dinda. Dinda menggeleng gugup sambil melirik kea rah Pak Jimun.
         
Bel tanda masuk berdering. Adela, Destin dan Nancy segera masuk ke kelas, juga Dinda. Grace, seorang guru pengganti yang akan mengajar di kelas 3A pada hari pertamanya itu. Sungguh percaya diri, kadang-kadang sangat over dan membuatnya terkesan arogan, Perfeksionis.
          Keriuhan yang sama dengan kemarin semakin terdengar ketika Grace memasuki kelas 3A. wanita yang pertama kali mengajar itu membenturkan penghapus papan ke meja. Sontak Grace mendapatkan perhatian. Adela menatap Grace dengan mata menyala. Pandangan Grace berhenti pada bangku kosong di depan. Padahal taka da siswa yang absen. Grace menyuruh Dinda yang duduk di bangku paling belakang untuk duduk di bangku kosong itu. Dinda berkata bahwa bangku itu memang dibiarkan kosong. Grace tidak suka murid yang membantah. Dinda duduk di bangku kosong itu. Grace memulai pelajaran.

          Dinda terlamun dalam pikiran kosong. Tiba-tiba seisi kelas berubah, Dinda semakin tidak mengerti. Semua temannya bukan teman Dinda, bahkan guru yang mengajar bukanlah Bu Grace. Semuanya diam. Sunyi, Dinda menyadari bahwa semua murid mulutnya di jahit. Dinda menggeleng-nggeleng. Tidak pernah Dinda mengeluarkan air mata sebanyak itu. Menutup wajah dengan terisak. Badannya menggigil. Dinda membuka matanya dan menjerit keras, memukul-mukul meja. Grace bertanya-tanya semakin tak mengerti tentang apa yang terjadi dengan Dinda. Dinda malah berlari memutari ruangan, mengacak-acak seisinya. Lima anak segera menangkap Dinda. Dinda mengibaskan semuanya dengan mudah. Lima anak terpental itu tiba-tiba berlaku aneh, salah satunya menari diatas meja. Tiga dari mereka berjalan menabrak tembok seakan ingin menembus tembok. Beberapa anak berusaha menghentikan kejadian dalam kelas itu. Seperti halnya tadi lima orang, beberapa anak lain melakukan kegilaan-kegilaan lain, bahkan ada yang mengoceh dengan bahasa asing. Suasana kelas berubah. Tak terkendali. Grace mundur selangkah demi selangkah. Sementara itu Dinda semakin liar, dia melempar kursi keluar jendela. Anak-anak lain yang tidak ikut dalam kegilaan berlari keluar kelas dan meminta penjelasan Grace. Tiba-tiba Pak Jimunyang menggenggam kitab suci datang. Dinda melemparkan kursi ke lemari belakang. Sesaat setelah itu satu per satu anak tumbang. Bebrapa diantara mereka muntah-muntah sebelum roboh. Dinda jatuh paling akhir setelah melolong panjang. Tubuhnya menelungkup di bangku kosong. Sunyi. Bulir keringat di dahi Grace terjatuh.

No comments:

Post a Comment

  Google Pagerank Powered by  MyPagerank.Net

Translate

Web Blog

Blogger news

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net

Recent Comments

Archive